Pesawat Pengebom Nuklir Rusia yang Dirumorkan Akan Dikerahkan ke Indonesia, Spesifikasi Tupolev Tu-95
- account_circle Fokus id.com
- calendar_month Jum, 18 Apr 2025
- visibility 22
- comment 0 komentar

(Poto Serambi News)
Fokusid.com_Situs pertahanan Janes melaporkan bahwa Rusia telah meminta izin kepada Indonesia untuk menggunakan pangkalan militer di Biak, Papua, sebagai markas bagi pesawat-pesawat militernya. Laporan tersebut juga menyebutkan pesawat Tupolev Tu-95 sebagai salah satu yang berpotensi dikerahkan. Namun, Rusia belum memberikan komentar resmi mengenai hal ini.
Sementara itu, pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pertahanan, dengan tegas membantah laporan tersebut, menyatakan bahwa tidak ada permintaan dari Moskow dan menegaskan bahwa Indonesia tidak akan mengizinkan kehadiran kekuatan militer asing di wilayahnya.
Meskipun demikian, berita ini telah menimbulkan kekhawatiran di Australia, mengingat Biak terletak dekat dengan perbatasan negara tetangga tersebut. Tupolev Tu-95 sendiri adalah pesawat pengebom strategis bermesin baling-baling yang berasal dari era Perang Dingin dan hingga saat ini masih menjadi bagian penting dari kekuatan strategis Rusia. Pesawat ini, yang dijuluki Bear oleh NATO, melambangkan daya jangkau nuklir Moskow dan merupakan ikon teknik penerbangan yang unik karena penggunaan mesin turboprop pada pesawat pengebom jarak jauh ini.
Spesifikasi Umum Tupolev Tu-95
– Jenis: Pengebom strategis jarak jauh
– Produsen: Tupolev Design Bureau
– Penerbangan Perdana: 12 November 1952
– Pengoperasian: Sejak 1956 hingga sekarang
– Panjang: 46,2 meter
– Lebar Sayap: 50,1 meter
– Tinggi: 12,12 meter
– Berat Lepas Landas Maksimum (MTOW): 188. 000 kg
– Mesin: 4 × Kuznetsov NK-12M turboprop (masing-masing dengan dua baling-baling kontra-rotasi)
– Kecepatan Maksimum: 925 km/jam
– Jarak Jelajah Maksimum: 15. 000 km (dengan bahan bakar penuh dan kecepatan ekonomis)
– Ketinggian Operasi Maksimum: 13. 716 meter
– Kru: 7 orang
– Persenjataan: Bom konvensional dan nuklir, rudal jelajah Kh-55 (AS-15 Kent) atau Kh-101, serta meriam tail gun (biasanya kaliber 23 mm)
Ciri Khas Desain
Tupolev Tu-95 merupakan salah satu dari sedikit pesawat militer yang menggunakan mesin turboprop berkecepatan tinggi. Mesin Kuznetsov NK-12 yang digunakannya adalah turboprop terkuat di dunia, memproduksi suara yang sangat keras sehingga pesawat ini mudah dikenali bahkan oleh radar akustik.
Desain sayap yang menyilang (swept wing) dan penggunaan baling-baling kontra-rotasi memberikan efisiensi bahan bakar yang tinggi serta jangkauan operasional yang luar biasa—membuatnya ideal untuk misi lintas benua tanpa perlu pengisian bahan bakar di udara.
Peran Operasional dan Modernisasi
Tu-95 berfungsi dalam berbagai misi, seperti penangkalan nuklir strategis, patroli udara jarak jauh, hingga peluncuran rudal jelajah dari luar wilayah musuh.
Varian terbaru, seperti Tu-95MSM, telah dimodernisasi dengan sistem avionik digital, perang elektronik, dan integrasi dengan rudal jelajah Kh-101/102, serta tampilan radar dan sistem komunikasi yang sesuai dengan kebutuhan perang elektronika modern. Rusia masih mempertahankan keberadaan Tu-95 karena daya jangkau, kemampuan angkut rudal, dan biaya operasinya yang jauh lebih ekonomis dibandingkan dengan pesawat pengebom siluman seperti Tu-160.
Sebuah laporan dari situs pertahanan Janes mengklaim bahwa Rusia telah meminta izin untuk mendirikan pangkalan permanen bagi pesawat tempurnya di wilayah terpencil Papua, Indonesia. Lokasi ini terletak tepat di depan pintu utara Australia, yang membuat Canberra merasa cemas.
Namun, situasi di Indonesia menunjukkan bahwa reaksi yang timbul lebih disebabkan oleh intensitas kampanye pemilihan umum Australia yang sedang berlangsung. Para ahli kebijakan luar negeri dan pertahanan di Indonesia meragukan kemungkinan negara tersebut akan memenuhi permintaan Rusia, dan perlu dicatat bahwa ini bukanlah hal baru.
Moskow telah berusaha selama hampir setengah abad untuk mendapatkan izin mendirikan pangkalan permanen di bandara Biak, Papua, tetapi tidak pernah berhasil memperoleh persetujuan.
Indonesia menegaskan dalam konstitusinya komitmennya terhadap kebijakan luar negeri yang “bebas dan independen,” yang berpegang pada prinsip non-blok. Rahman Yaacob, seorang pakar pertahanan di Lowy Institute Australia, menyatakan, “Kemungkinan untuk menerima permintaan Rusia ini sangat rendah atau nyaris nol.
” Ia menambahkan bahwa hal ini terkait dengan kebijakan luar negeri Indonesia yang cenderung netral. Gatra Priyandita dari Australian Strategic Policy Institute (ASPI) sependapat, menekankan bahwa hal ini bertentangan dengan prinsip-prinsip yang menolak penyediaan pangkalan militer bagi kekuatan eksternal mana pun.
Meskipun demikian, tawaran ini tetap menarik perhatian. Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas di Asia Tenggara. Wilayah Papua berfungsi sebagai pintu gerbang menuju Pasifik, dengan pangkalan udara Biak yang hanya berjarak 1. 300 km dari Darwin di Australia utara, tempat Amerika Serikat (AS) memiliki pangkalan militer.(Sumber Berita Sindo News)
Penulis Fokus id.com
Fokusid.com merupakan sebuah platform media informasi yang hadir untuk memberikan akses berita dan pengetahuan yang akurat, terpercaya, dan berimbang kepada masyarakat. Sebagai alat media informasi, Fokusid.com berkomitmen untuk menyajikan konten yang relevan dan berkualitas,Dengan mengedepankan integritas jurnalistik dan prinsip keberimbangan dalam penyajian informasi.
Saat ini belum ada komentar