Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Parenting » MENTAL LOAD: BEBAN TAK KASAT MATA YANG DIEMBAN PEREMPUAN

MENTAL LOAD: BEBAN TAK KASAT MATA YANG DIEMBAN PEREMPUAN

  • account_circle Fokus id.com
  • calendar_month Ming, 20 Apr 2025
  • visibility 61
  • comment 0 komentar

Fokusid.com_Saat membahas beban yang harus dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, kita cenderung memfokuskan perhatian pada beban fisik yang terlihat, seperti pekerjaan, mengurus rumah, atau merawat anak. Namun, ada satu jenis beban yang seringkali terabaikan meskipun dampaknya sangat signifikan. Beban ini tidak dapat dilihat, tetapi sangat berpengaruh dalam kehidupan perempuan. Mental load—atau beban mental—adalah tekanan psikologis yang berkaitan dengan pemikiran, perencanaan, dan pengelolaan berbagai tugas yang harus dijalani setiap hari. Beban ini sering kali tidak diakui, namun sangat memengaruhi kesejahteraan perempuan.

Apa Itu Mental Load?

Mental load merujuk pada segala bentuk pemikiran yang diperlukan untuk merencanakan, mengingatkan, dan mengatur berbagai aspek kehidupan—mulai dari pekerjaan rumah tangga hingga tanggung jawab sosial. Bagi banyak perempuan, mental load mencakup organisasi rumah tangga, seperti merencanakan menu makanan, mengingatkan anak-anak untuk belajar atau pergi ke dokter, mengelola jadwal keluarga, dan berbagai tugas lainnya.

Meskipun perempuan mungkin tidak selalu terlihat menjalankan tugas-tugas ini, mereka seringkali memikul tanggung jawab mental yang cukup besar sendirian. Hal ini dapat menambah tekanan emosional dan psikologis yang signifikan. Dalam banyak situasi, beban mental ini dianggap sebagai tugas perempuan yang ‘sudah seharusnya’, tanpa adanya pengakuan atau pembagian tugas yang adil dengan pasangan atau anggota keluarga lainnya.

Mengapa Mental Load Selalu Dianggap Tugas Perempuan?

Salah satu faktor utama yang menyebabkan mental load sering kali dianggap sebagai tanggung jawab perempuan adalah norma sosial yang telah mengakar kuat. Sejak lama, masyarakat memandang perempuan sebagai pengatur rumah tangga dan pengasuh keluarga, meskipun mereka juga bekerja di luar rumah. Banyak orang menganggap bahwa perempuan secara alami lebih baik dalam mengatur dan merencanakan segala hal. Akibatnya, beban mental yang menyertai peran tersebut sering kali tidak diungkapkan atau dianggap wajar.

Selain itu, banyak perempuan merasa bahwa beban ini adalah tanggung jawab mereka, sehingga enggan untuk meminta bantuan atau membagi tugas. Rasa enggan ini bisa muncul dari kekhawatiran akan dianggap tidak kompeten atau tidak sempurna dalam menjalankan peran mereka. Namun, kenyataannya adalah bahwa mental load yang terus-menerus dipikul dapat menyebabkan kelelahan mental dan emosional, yang pada akhirnya memengaruhi kesehatan fisik dan psikologis mereka.

Mental Load: Dampaknya terhadap Kesehatan Perempuan

Dampak dari mental load yang terus menerus dipikul oleh perempuan tidak hanya memengaruhi keadaan rumah tangga, tetapi juga memberikan dampak besar pada kesehatan mental mereka. Berikut beberapa efek yang mungkin muncul akibat beban mental yang berlebihan:

1. Stres Kronis dan Kelelahan
Ketika seorang perempuan terus memikirkan berbagai aspek dalam kehidupan rumah tangga dan pekerjaan, mereka bisa merasa kewalahan dan kehilangan energi. Tugas-tugas tak terlihat ini berdampak pada kualitas tidur, meningkatkan kecemasan, dan memicu stres. Kelelahan mental yang berkepanjangan ini bisa berujung pada keletihan fisik, bahkan burnout.

2. Gangguan Kesehatan Mental
Beban mental yang berat sering kali menyebabkan gangguan kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan perasaan tidak berharga. Perempuan yang menanggung beban ini sering merasa bahwa segala usaha yang mereka lakukan tidak pernah cukup baik atau tidak secepat yang diharapkan.

3. Kesulitan dalam Menyisihkan Waktu untuk Diri Sendiri
Dengan segala tanggung jawab yang harus dihadapi, perempuan sering kali kesulitan menemukan waktu untuk diri sendiri, yang semakin memperburuk kondisi mental mereka.
Ketika wanita terlalu terfokus pada tugas-tugas rumah tangga dan peran sosial, sering kali mereka melupakan kebutuhan pribadi mereka sendiri. Waktu untuk diri sendiri—baik untuk beristirahat, berolahraga, maupun menekuni hobi sering kali menjadi korban dari kesibukan ini. Hal ini dapat berakibat pada penurunan kesehatan fisik dan emosional dalam jangka panjang.

Tantangan dalam Hubungan

Beban mental yang tidak dibagi dengan adil sering kali mengakibatkan ketegangan dalam hubungan. Pasangan yang tidak menyadari beban mental yang dihadapi wanita sering kali gagal memahami mengapa mereka merasa tertekan. Ketegangan tersebut dapat berkembang menjadi konflik dalam hubungan, dan pada akhirnya mempengaruhi kualitas kehidupan bersama.

Mengapa Mental Load Jarang Diperhatikan?

Salah satu alasan mengapa mental load sering kali tidak dibahas adalah karena ia tidak terlihat secara fisik. Beban mental ini tidak tampak seperti tugas rumah tangga yang jelas, misalnya mencuci piring atau menyapu lantai. Oleh karena itu, banyak orang, baik wanita maupun pria, tidak sepenuhnya menyadari seberapa besar dampaknya terhadap kesejahteraan wanita.

Selain itu, karena mental load sering dipahami sebagai bagian dari “tugas wanita,” banyak yang menjadikannya sebagai hal yang otomatis dan tidak memerlukan pembagian yang adil. Pembagian tugas rumah tangga yang tidak seimbang sering kali berakar dari norma gender tradisional yang menganggap wanita sebagai pengurus rumah tangga dan pria sebagai pencari nafkah utama.

Membagi Mental Load: Mengubah Pandangan dan Praktik dalam Keluarga

Dalam menghadapi mental load, diperlukan perubahan besar dalam cara kita memandang peran dalam keluarga. Agar wanita tidak terus menerus terjebak dalam beban mental yang tak terlihat, ada beberapa langkah yang dapat diambil:

1. Pendidikan dan Kesadaran
Langkah pertama adalah meningkatkan kesadaran mengenai mental load, baik di kalangan wanita itu sendiri maupun pasangan mereka. Memahami bahwa beban mental adalah kenyataan yang berpengaruh pada kesehatan fisik dan emosional dapat memperkuat pengakuan akan pentingnya pembagian tanggung jawab yang adil.

2. Pembagian Tugas yang Adil
Mental load perlu dibagi dengan adil antara pasangan. Ini bukan hanya tentang siapa yang mencuci piring atau merawat anak, tetapi juga mengenai siapa yang mengatur jadwal keluarga, mengingatkan tentang tugas sekolah, atau merencanakan acara keluarga mendatang.

3. Menghargai Kebutuhan untuk Istirahat
Memberikan kesempatan bagi wanita untuk memiliki waktu bagi diri mereka sendiri adalah langkah penting dalam mengurangi mental load.

4. Mendorong Kesetaraan Gender di Semua Sektor
Dalam dunia kerja, di rumah, dan di masyarakat secara keseluruhan, mendukung kesetaraan gender adalah cara untuk memastikan bahwa mental load tidak sepenuhnya ditanggung oleh wanita. Ini termasuk mendukung kebijakan yang memfasilitasi keseimbangan kehidupan kerja, seperti cuti melahirkan, cuti ayah, dan fleksibilitas dalam jam kerja.

Mental Load Perlu Diakui dan Dibagi

Mental load adalah beban tak kasat mata yang terus dipikul oleh wanita dalam kehidupan sehari-hari. Beban ini tidak hanya menguras energi fisik, tetapi juga emosional dan psikologis. Untuk menciptakan masyarakat yang lebih setara dan sehat, sangat penting untuk mengakui dan membagi beban ini secara adil. Hanya dengan cara ini, kita dapat memberikan ruang bagi wanita untuk tumbuh, beristirahat, dan menikmati hidup mereka dengan lebih seimbang.

Jika kita peduli terhadap kesejahteraan wanita, saatnya untuk memperhatikan mental load mereka dan berkomitmen untuk mengubah cara kita melihat serta membagi tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis

Fokusid.com merupakan sebuah platform media informasi yang hadir untuk memberikan akses berita dan pengetahuan yang akurat, terpercaya, dan berimbang kepada masyarakat. Sebagai alat media informasi, Fokusid.com berkomitmen untuk menyajikan konten yang relevan dan berkualitas,Dengan mengedepankan integritas jurnalistik dan prinsip keberimbangan dalam penyajian informasi.

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Ketua MPR: Rencana Evakuasi Warga Gaza  Persiapan Kemerdekaan Palestina

    Ketua MPR: Rencana Evakuasi Warga Gaza  Persiapan Kemerdekaan Palestina

    • calendar_month Kam, 17 Apr 2025
    • account_circle Fokus id.com
    • visibility 54
    • 0Komentar

    Jakarta-Fokusid.com_Ketua MPR RI, Ahmad Muzani, mengungkapkan bahwa rencana Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, untuk mengevakuasi warga Palestina di Gaza ke Indonesia merupakan langkah strategis dalam persiapan menuju kemerdekaan Palestina. “Langkah ini diambil oleh Presiden Prabowo sebagai bagian dari upaya persiapan bagi Palestina yang merdeka,” jelas Muzani saat berada di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, pada hari […]

  • Peran ekonomi kreatif dalam mendorong perekonomian lokal

    Peran ekonomi kreatif dalam mendorong perekonomian lokal

    • calendar_month Kam, 17 Apr 2025
    • account_circle Fokus id.com
    • visibility 33
    • 0Komentar

    (Poto GreatDay HR) Fokusid.com_Dalam beberapa tahun terakhir, istilah ekonomi kreatif semakin banyak digunakan. Ini bukan hanya sekadar fenomena, tetapi juga sebuah pendekatan baru dalam pembangunan ekonomi yang menekankan kreativitas, ide-ide, dan inovasi sebagai sumber daya utama. Di Indonesia, ekonomi kreatif telah terbukti menjadi salah satu penggerak ekonomi, khususnya di level lokal. Ekonomi kreatif mencakup banyak […]

  • SPIRITUALITAS DAN KESEHATAN MENTAL: MENEMUKAN KEDAMAIAN MELALUI IBADAH

    SPIRITUALITAS DAN KESEHATAN MENTAL: MENEMUKAN KEDAMAIAN MELALUI IBADAH

    • calendar_month Sab, 19 Apr 2025
    • account_circle Fokus id.com
    • visibility 63
    • 0Komentar

    Fokusid.com_Di tengah dunia yang serba cepat dan penuh tekanan, tantangan kesehatan mental semakin sering menjadi sorotan. Masalah seperti stres, kecemasan, depresi, dan gangguan tidur kian mendominasi kehidupan banyak individu, terutama di era perkembangan teknologi dan media sosial yang pesat. Namun, berbagai praktik ibadah dan kegiatan keagamaan dapat menjadi sumber kedamaian bagi jiwa yang tertekan akibat […]

  • QUARTER LIFE CRISIS: MENCARI MAKNA DI USIA DUA PULUHAN !!

    QUARTER LIFE CRISIS: MENCARI MAKNA DI USIA DUA PULUHAN !!

    • calendar_month Ming, 20 Apr 2025
    • account_circle Fokus id.com
    • visibility 41
    • 0Komentar

    Fokusid.com_Usia dua puluhan adalah masa transisi yang penuh dengan tantangan, harapan, dan kebingungan. Bagi sebagian orang, usia ini adalah waktu yang penuh potensi, tetapi bagi sebagian yang lain, itu adalah fase yang penuh kecemasan dan kebingungan akan masa depan. Di sinilah konsep quarter life crisis muncul. Fenomena ini banyak dialami oleh anak muda yang merasa […]

  • Wapres Ma’ruf Amin, rencana evakuasi warga Gaza: Tidak masalah

    Wapres Ma’ruf Amin, rencana evakuasi warga Gaza: Tidak masalah

    • calendar_month Sen, 21 Apr 2025
    • account_circle Fokus id.com
    • visibility 82
    • 0Komentar

    Jakarta (Fokusid. com) – Wakil Presiden ke-13 Republik Indonesia, Ma’ruf Amin, berpendapat bahwa tidak ada masalah jika pemerintah berencana untuk mengevakuasi warga Palestina yang berada di Gaza ke Indonesia. “Yang terpenting adalah bagaimana kita dapat mengatasi kesulitan yang ada di Gaza dengan berbagai cara. Jika langkah itu bisa memberikan solusi, maka tidak ada masalah,” ungkapnya […]

  • Makna Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah & Ibadah Kurban, Aturan, Keutamaan, dan Waktu Pelaksanaan !!

    Makna Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah & Ibadah Kurban, Aturan, Keutamaan, dan Waktu Pelaksanaan !!

    • calendar_month Rab, 4 Jun 2025
    • account_circle Fokus id.com
    • visibility 16
    • 0Komentar

    Fokusid.Com-Hari perayaan Idul Adha, umat Muslim dianjurkan untuk meningkatkan ibadah mereka, termasuk melaksanakan puasa sunnah. Dua jenis puasa yang sering disorot adalah puasa Tarwiyah dan puasa Arafah. Keduanya dilakukan pada tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah, tetapi masih banyak yang merasa bingung dalam membedakan keduanya, baik dari segi waktu, keutamaan, maupun hukumnya. Pada tahun 2025, puasa […]

expand_less