Makna Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah & Ibadah Kurban, Aturan, Keutamaan, dan Waktu Pelaksanaan !!
- account_circle Fokus id.com
- calendar_month Rab, 4 Jun 2025
- visibility 15
- comment 0 komentar

Fokusid.Com-Hari perayaan Idul Adha, umat Muslim dianjurkan untuk meningkatkan ibadah mereka, termasuk melaksanakan puasa sunnah. Dua jenis puasa yang sering disorot adalah puasa Tarwiyah dan puasa Arafah.
Keduanya dilakukan pada tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah, tetapi masih banyak yang merasa bingung dalam membedakan keduanya, baik dari segi waktu, keutamaan, maupun hukumnya. Pada tahun 2025, puasa Tarwiyah terjadi pada Rabu, 4 Juni, dan puasa Arafah pada Kamis, 5 Juni, mengikuti kalender Hijriah 1446 H.
Lalu, apa saja perbedaan mendasar antara kedua puasa ini? Apakah keduanya dianjurkan untuk dilakukan? Di bawah ini adalah penjelasan tentang perbedaan puasa Tarwiyah dan puasa Arafah berdasarkan berbagai sumber.
Perbedaan Puasa Arafah dan Puasa Tarwiyah
Puasa Tarwiyah dan Arafah adalah bagian dari ibadah sunnah yang kuat dianjurkan untuk dilaksanakan di bulan Dzulhijjah, khususnya menjelang perayaan Idul Adha.
Walaupun kedua puasa ini dilakukan dalam waktu yang berdekatan, terdapat beberapa perbedaan penting yang harus dipahami, mulai dari waktu pelaksanaan, lafal niat, hingga aturan masing-masing.
Perbedaan waktu pelaksanaan
Puasa Tarwiyah dan Arafah masing-masing dilakukan pada hari tertentu, yakni pada tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah. Keduanya hanya dikerjakan selama satu hari, namun waktu pelaksanaannya mengikuti urutan. Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah, sedangkan puasa Arafah jatuh pada 9 Dzulhijjah, satu hari sebelum Idul Adha.
Merujuk pada keputusan resmi dari Kementerian Agama RI, Hari Raya Idul Adha tahun 2025 akan jatuh pada hari Jumat, 6 Juni. Oleh karena itu, puasa Tarwiyah akan dilaksanakan pada Rabu, 4 Juni 2025, dan puasa Arafah pada Kamis, 5 Juni 2025.
Lafal niat puasa
Serupa dengan puasa sunnah lainnya, puasa Tarwiyah dan Arafah perlu diawali dengan niat. Berikut ini adalah bacaan niat untuk masing-masing puasa:
• Niat Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah):
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i sunnati yaumit tarwiyah lillâhi ta‘ālā.
Artinya: “Saya berniat untuk berpuasa sunnah Tarwiyah pada hari esok demi Allah SWT.”
• Niat Puasa Arafah (9 Dzulhijjah):
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnati Arafah lillâhi ta’âlâ
Artinya: “Saya bertekad untuk melakukan puasa sunnah Arafah pada hari esok demi Allah SWT.”
Status hukum puasa keduanya
Puasa Tarwiyah dan Arafah termasuk dalam kategori sunnah, yang berarti tidak wajib tetapi sangat dianjurkan untuk dilakukan. Dari segi keutamaan, puasa Arafah memiliki kedudukan yang lebih tinggi karena didukung oleh hadis yang jelas menyebutkan keutamaan puasa ini.
Umumnya, ibadah puasa ini dilakukan oleh mereka yang tidak melaksanakan ibadah haji. Namun, beberapa ulama mengizinkan para jamaah haji untuk tetap menjalankan puasa asalkan tidak menyulitkan kondisi fisik mereka, terutama saat di Arafah.
Keutamaan dan pahalanya
Walaupun puasa Arafah lebih dikenal, puasa Tarwiyah juga memiliki keunggulan tersendiri. Dalam suatu hadis dicatat bahwa puasa Tarwiyah dapat menghapus dosa selama satu tahun.
Di sisi lain, puasa Arafah memberikan manfaat yang lebih besar, yaitu menghapus dosa selama dua tahun, mencakup tahun sebelumnya dan tahun mendatang.
صوم يوم التروية كفارة سنة وصوم يوم عرفة كفارة سنتين
Artinya, “Puasa pada hari Tarwiyah dapat menghapus dosa setahun. Puasa pada hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun.” (HR Abus Syekh Al-Ishfahani dan Ibnun Najar)
Keutamaan puasa Arafah juga diperkuat oleh hadis sahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, menjadikannya salah satu ibadah sunnah yang paling utama bagi mereka yang tidak sedang berhaji. Menjelang Idul Adha, umat Islam dianjurkan untuk lebih meningkatkan ibadah, termasuk dengan menjalankan puasa sunnah. Dua di antara puasa sunnah yang sering dianjurkan adalah puasa Tarwiyah dan puasa Arafah.
Kedua puasa ini dilaksanakan pada tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah, tetapi banyak orang masih bingung mengenai perbedaan keduanya, baik dari segi waktu, keutamaan, maupun hukum. Pada tahun 2025, puasa Tarwiyah dirayakan pada Rabu, 4 Juni, dan puasa Arafah jatuh pada Kamis, 5 Juni, sesuai dengan kalender Hijriah 1446 H.
Lalu, apa perbedaan mendasar antara keduanya? Apakah kedua puasa ini sama-sama disarankan untuk dilaksanakan? Berikut adalah penjelasan tentang perbedaan antara puasa Tarwiyah dan puasa Arafah berdasarkan berbagai sumber.
Perbedaan Puasa Arafah dan Puasa Tarwiyah
Tarwiyah dan Arafah adalah dua ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan di bulan Dzulhijjah, khususnya mendekati hari raya Idul Adha.
Meski keduanya dikerjakan dalam waktu yang hampir bersamaan, terdapat beberapa perbedaan penting yang perlu dipahami, mulai dari waktu pelaksanaan, lafaz niat, hingga status hukum masing-masing.
Perbedaan waktu pelaksanaan
Puasa Tarwiyah dan Arafah masing-masing dirayakan pada hari-hari tertentu, yaitu tanggal 8 dan 9 dari bulan Dzulhijjah. Meskipun kedua puasa ini dilaksanakan hanya dalam satu hari, mereka dilakukan secara berurutan. Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada 8 Dzulhijjah, sedangkan puasa Arafah dilakukan pada 9 Dzulhijjah, yang merupakan sehari sebelum perayaan Idul Adha.
Menurut keputusan resmi dari Kementerian Agama Republik Indonesia, Hari Raya Idul Adha tahun 2025 diperingati pada hari Jumat, tanggal 6 Juni. Oleh karena itu, puasa Tarwiyah akan diadakan pada hari Rabu, 4 Juni 2025, dan puasa Arafah pada hari Kamis, 5 Juni 2025.
Lafal niat puasa
Seperti halnya puasa sunnah lainnya, baik puasa Tarwiyah maupun Arafah perlu diawali dengan niat. Berikut adalah lafadz niat untuk masing-masing puasa:
• Niat Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah):
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i sunnati yaumit tarwiyah lillâhi ta‘ālā.
Artinya: “Saya berniat untuk berpuasa sunnah Tarwiyah besok karena Allah SWT.”
• Niat Puasa Arafah (9 Dzulhijjah):
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnati Arafah lillâhi ta’âlâ
Artinya: “Saya berniat untuk berpuasa sunnah Arafah besok karena Allah SWT.”
Status hukum puasa keduanya
Puasa Tarwiyah dan Arafah memiliki status sunnah yang berarti, meskipun tidak diwajibkan, sangat dianjurkan. Dalam hal keutamaannya, puasa Arafah memiliki nilai yang lebih tinggi karena adanya hadis sahih yang secara langsung menyebutkan keutamaannya.
Puasa ini umumnya dilaksanakan oleh orang-orang yang tidak menjalankan ibadah haji. Namun, beberapa ulama membolehkan para jamaah haji untuk berpuasa jika tidak membebani kondisi fisik mereka, terutama saat berada di Arafah.
Keutamaan dan pahalanya
Walaupun puasa Arafah lebih banyak dikenal, puasa Tarwiyah pun memiliki keutamaan tersendiri. Dalam sebuah hadis, disebutkan bahwa puasa Tarwiyah dapat menghapus dosa selama satu tahun.
Di sisi lain, puasa Arafah memiliki keutamaan yang lebih besar, yaitu dapat menghapus dosa untuk dua tahun, baik tahun sebelumnya dan tahun yang mendatang.
صوم يوم التروية كفارة سنة وصوم يوم عرفة كفارة سنتين
Artinya, “Puasa hari Tarwiyah dapat menghapus dosa setahun. Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun.” (HR Abus Syekh Al-Ishfahani dan Ibnun Najar)
Keutamaan puasa Arafah semakin dikuatkan dengan hadis sahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, menjadikannya salah satu ibadah sunnah yang paling utama bagi mereka yang tidak menjalankan haji.
Penulis Fokus id.com
Fokusid.com merupakan sebuah platform media informasi yang hadir untuk memberikan akses berita dan pengetahuan yang akurat, terpercaya, dan berimbang kepada masyarakat. Sebagai alat media informasi, Fokusid.com berkomitmen untuk menyajikan konten yang relevan dan berkualitas,Dengan mengedepankan integritas jurnalistik dan prinsip keberimbangan dalam penyajian informasi.
Saat ini belum ada komentar