Museum garda terdepan dari diplomasi budaya Indonesia, Kata Wamenbud
- account_circle Fokus id.com
- calendar_month Sab, 19 Jul 2025
- visibility 15
- comment 0 komentar

Wamen Kebudayaan Giring Ganesha (kiri) saat melakukan pertemuan dengan Wakil Menteri Kebudayaan Kerajaan Thailand Ploy Tanikul di Museum Nasional, Jakarta. (Sumber ANTARA)
Jakarta (Fokusid.com) – Giring Ganesha Djumaryo, sebagai Wakil Menteri Kebudayaan, menyatakan bahwa museum adalah bagian penting dalam usaha diplomasi budaya Indonesia.
Pernyataan ini disampaikannya saat mengadakan pertemuan dengan Ploy Tanikul, Wakil Menteri Kebudayaan dari Kerajaan Thailand.
“Budaya merupakan kekuatan lembut yang bisa memperkuat diplomasi dan mengangkat nama baik bangsa di pentas dunia, dan museum memiliki peran penting dalam hal ini,” ungkap Giring dalam penjelasannya yang diterima di Jakarta pada hari Sabtu.
Giring juga menambahkan bahwa kunjungan Wakil Menteri Kebudayaan dari Thailand merupakan simbol hubungan erat antara kedua negara yang telah terjalin lebih dari 75 tahun.
“Kami merasa terhormat bisa menyambut Wakil Menteri Kebudayaan Kerajaan Thailand dan para penari di Museum Nasional Indonesia. Kunjungan ini merupakan bagian dari perayaan 75 tahun hubungan diplomatik antara Thailand dan Indonesia yang mencerminkan persahabatan kuat antara dua negara melalui budaya,” kata Giring.
Wakil Menteri Ploy Tanikul menyatakan bahwa sebagai negara yang bertetangga di kawasan Asia Tenggara, Thailand dan Indonesia memiliki akar budaya yang saling terkait. Keterkaitan budaya ini menjadi dasar penting dalam membangun pemahaman, menjaga hubungan yang erat, dan menumbuhkan persahabatan yang solid di antara bangsa.
“Sejak dahulu, budaya telah berfungsi sebagai kekuatan signifikan yang mendorong kerja sama serta mendekatkan masyarakat di kedua negara,” terangnya.
Menanggapi hal ini, Wamen Giring juga menekankan bahwa baik Indonesia maupun Thailand menjadikan budaya sebagai inti dari identitas nasional mereka. Ia menambahkan bahwa kedua negara memiliki Kementerian Kebudayaan masing-masing yang sangat memperhatikan aspek ini.
“Saya berharap kerjasama budaya kita dapat terus berlanjut di masa mendatang melalui berbagai aktivitas dan acara,” lanjut Wamenbud Giring.
Pada kesempatan itu, Wakil Menteri Kebudayaan Thailand melakukan kunjungan ke beberapa ruang pamer, di antaranya Paras Nusantara; Pameran Sunting: Pameran Jejak Perempuan Indonesia Penggerak Perubahan; Pameran Melawan Tanpa Gentar; Pameran Misykat: Cahaya Peradaban Islam Indonesia; Pameran 130 tahun Pithecanthropus Erectus; serta berbagai patung dari peradaban pra-Islam.
Kunjungan Ploy Tanikul disertai oleh para penari dari Departemen Seni Rupa Thailand yang sebelumnya tampil dalam perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Thailand yang bertema Thai-Indonesian Joint Cultural Performances.
Jika ditelusuri, hubungan diplomatik antara Kerajaan Thailand dan Indonesia sudah terjalin lebih dari 75 tahun, dimulai sejak abad ke-7 hingga ke-14 ketika terjalin hubungan perdagangan dan kerajaan dengan Sriwijaya dan Majapahit. Hubungan tersebut berlanjut ketika Raja Siam (yang kini dikenal sebagai Thailand), Chulalongkorn atau Rama V, berkunjung ke Hindia Belanda pada tahun 1871.
Pada saat itu, Raja Chulalongkorn mengunjungi berbagai tempat seperti tangsi, gudang, rumah sakit, termasuk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, yang saat ini dikenal sebagai Museum Nasional Indonesia.
Sebagai bentuk persahabatan antara Thailand dan Indonesia, Raja Chulalongkorn menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat, yaitu patung gajah yang terbuat dari perunggu. Patung gajah yang kini terletak di depan museum menjadi ikon Museum Nasional Indonesia sekaligus simbol persahabatan antara kedua negara. (Sumber Antara)
Penulis Fokus id.com
Fokusid.com merupakan sebuah platform media informasi yang hadir untuk memberikan akses berita dan pengetahuan yang akurat, terpercaya, dan berimbang kepada masyarakat. Sebagai alat media informasi, Fokusid.com berkomitmen untuk menyajikan konten yang relevan dan berkualitas,Dengan mengedepankan integritas jurnalistik dan prinsip keberimbangan dalam penyajian informasi.
Saat ini belum ada komentar