Penyakit menular seksual, tentang kesehatan jadi perlu keberanian menyampaikan !!
- account_circle Fokus id.com
- calendar_month Sel, 15 Apr 2025
- visibility 6
- comment 0 komentar

(Poto TribunNews)
Fokusid.com_Jika kita berbicara tentang kesehatan, biasanya orang lebih nyaman membahas batuk, flu, atau tekanan darah. Namun, ketika topik beralih ke penyakit menular seksual, atau PMS, banyak orang langsung merasa tidak nyaman. Meskipun demikian, PMS adalah sebuah masalah kesehatan yang serius yang dapat mengenai siapa saja, tanpa memandang usia, status sosial, atau penampilan seseorang.
Menariknya, penyakit ini sering tidak terdiagnosis lebih awal karena dianggap tabu dan memalukan. Banyak individu yang ragu untuk melakukan pemeriksaan, berbagi cerita, atau meneliti lebih lanjut. Akhirnya, dampak buruk tidak hanya pada kesehatan fisik, tetapi juga pada aspek sosial dan mental mereka yang teraffected. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk memahami dengan lebih baik tentang PMS. Pengetahuan ini bukan untuk menghakimi, tetapi untuk meningkatkan kesadaran dalam menjaga kesehatan diri dan orang-orang di sekitar kita.
Apa Itu Penyakit Menular Seksual?
Penyakit Menular Seksual, atau dikenal juga sebagai Infeksi Menular Seksual (IMS), adalah infeksi yang ditularkan melalui aktivitas seksual, baik itu melalui hubungan vaginal, oral, atau anal. Selain itu, beberapa jenis PMS juga bisa menular melalui darah, penggunaan jarum suntik, atau bahkan dari ibu kepada bayi saat melahirkan. Penyakit ini disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, seperti bakteri, virus, dan parasit, masing-masing dengan karakteristik dan risiko komplikasi yang berbeda.
Beberapa PMS yang umum diketahui meliputi:
• HIV/AIDS
• Sifilis
• Gonore
• Klamidia
• Herpes genital
• HPV
• Trikomoniasis
Mengapa PMS Bisa Menjadi Masalah Serius
Salah satu tantangan utama dengan PMS adalah banyaknya kasus yang tidak menunjukkan gejala awal. Beberapa individu mungkin merasakan diri mereka sehat, tanpa merasakan gejala apapun, tetapi sebenarnya mereka membawa virus atau bakteri penyebab PMS.
Misalnya, klamidia dan gonore adalah dua jenis penyakit yang sering ditemui. Gejalanya biasanya cukup ringan atau bahkan tidak muncul sama sekali. Akan tetapi, dalam jangka waktu yang panjang, keduanya dapat menyebabkan masalah kesuburan pada pria dan wanita jika tidak diobati. Selain itu, HIV hingga saat ini belum memiliki obat penyembuh yang pasti. Jika tidak terdeteksi dan ditangani dengan benar, HIV dapat berkembang menjadi AIDS, yang dapat melemahkan sistem imun secara signifikan.
Gejala-Gejala Umum yang Perlu Diwaspadai
Karena gejala bisa bervariasi, penting untuk memperhatikan beberapa tanda, seperti:
• Rasa nyeri atau terbakar saat berkemih
• Keputihan atau keluarnya cairan abnormal dari area genital
• Luka, lecet, atau ruam di daerah genital atau mulut
• Nyeri saat berhubungan intim
• Gatal atau iritasi di daerah genital
• Pembengkakan kelenjar getah bening
• Demam atau perasaan tidak enak badan secara keseluruhan
Jika kamu mengalami gejala-gejala ini, terutama setelah berhubungan seksual yang berisiko, jangan tunda untuk berkonsultasi dengan dokter atau klinik kesehatan reproduksi.
Siapa yang Bisa Terkena PMS?
Jawabannya: siapa saja bisa terinfeksi. PMS tidak memilih berdasarkan status sosial, jenis kelamin, atau pendidikan. Bahkan mereka yang terlihat baik-baik dan tidak berisiko pun bisa terjangkit, terutama jika mereka belum melakukan tes atau tidak mengetahui bahwa pasangan mereka membawa infeksi.
Yang perlu diingat adalah bahwa tidak semua PMS ditularkan hanya melalui perilaku seksual bebas. Banyak juga kasus penularan yang terjadi melalui transfusi darah, alat medis yang tidak steril, penggunaan jarum suntik secara bersama, atau penularan dari ibu ke bayi saat proses kelahiran.
Karena itu, penting untuk memberikan informasi mengenai PMS kepada semua orang, tidak hanya kepada mereka yang aktif dalam hubungan seksual, tetapi juga kepada masyarakat luas.
Mengapa Banyak Orang Merasa Takut atau Malu untuk Menyentuh Tema PMS?
Ada beberapa faktor yang membuat diskusi tentang PMS dianggap tabu:
• Stigma sosial: Mereka yang mengalami PMS sering dipandang sebagai “nakal”, “tidak bermoral”, atau “layak mendapatkannya”. Padahal, pandangan ini tidak selalu benar.
• Minimnya pengetahuan: Di banyak lembaga pendidikan, kurikulum mengenai kesehatan seksual masih sangat terbatas atau bahkan tidak ada. Hal ini menyebabkan banyak remaja tidak tahu cara melindungi diri mereka.
• Perasaan malu dan kekhawatiran akan penilaian: Banyak orang khawatir dianggap ‘kotor’ jika mereka memeriksakan kondisi mereka atau berbicara terbuka tentang masalah ini.
Sebenarnya, jika lebih banyak orang berani berbicara dan peduli, maka akan lebih cepat pula penyakit ini terdeteksi dan penularannya dapat dicegah.
Apa saja Cara untuk Mencegah Penyakit Menular Seksual?
Pencegahan PMS cukup mudah jika ada komitmen dan penyuluhan yang baik:
1. Setia pada satu pasangan yang juga setia
Hubungan monogami antara dua orang yang tidak terinfeksi memiliki risiko rendah terhadap infeksi PMS.
2. Memakai kondom dengan tepat
Kondom adalah alat yang paling efektif untuk menghindari berbagai jenis PMS, termasuk HIV. Namun, penting untuk diketahui bahwa tidak semua PMS dapat dicegah dengan kondom—seperti herpes atau HPV yang dapat menular melalui kontak kulit.
3. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin
Bagi mereka yang aktif secara seksual, pengecekan PMS secara berkala sangat membantu. Beberapa tes dapat dilakukan dengan kerahasiaan tinggi dan hasilnya segera tersedia.
4. Menghindari penggunaan jarum suntik secara bersama
Poin ini krusial, terutama bagi pengguna narkotika suntik, atau dalam situasi medis yang tidak steril.
5. Vaksinasi
Vaksinasi untuk HPV dan hepatitis B dapat melindungi tubuh dari infeksi berbahaya.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Sudah Terinfeksi
Banyak PMS yang dapat disembuhkan sepenuhnya, terutama yang disebabkan oleh bakteri seperti sifilis, gonore, atau klamidia—jika ditangani awal. Biasanya dokter akan meresepkan antibiotik yang perlu diikuti petunjuk penggunaannya.
Namun, ada juga PMS yang tidak dapat sembuh, seperti HIV dan herpes. Berita baiknya, keduanya dapat dikelola dengan perawatan rutin sehingga penderitanya masih bisa hidup sehat dan aktif layaknya orang lain.
Dampak Emosional pada Penderita PMS
Selain mempengaruhi fisik, PMS sering kali berpengaruh negatif pada keadaan emosional penderitanya. Banyak yang mengalami:
• Rasa malu dan bersalah
• Depresi dan kecemasan
• Ketakutan kehilangan pasangan
• Perasaan terasing dari lingkungan sosial
Oleh karena itu, dukungan emosional sangat penting, bukan penilaian. Setiap individu berhak mendapatkan informasi, perawatan, dan kasih sayang terlepas dari latar belakang mereka.
Mengubah Pandangan Kita
Saatnya kita mengubah perspektif terkait PMS. Daripada terus-menerus menakuti, mari kita ambil pendekatan yang lebih manusiawi dan edukatif.
Kesehatan seksual bukanlah hal yang memalukan. Ini merupakan bagian dari kesehatan secara keseluruhan. Kita memiliki hak untuk mengetahui, menjaga diri kita, serta hidup sehat tanpa merasa malu.
Menjaga Diri Sendiri, Menjaga Orang Lain
Penyakit menular seksual tidak hanya berurusan dengan siapa yang “bersih” atau “kotor”. Penyakit ini dapat menyerang siapapun—termasuk mereka yang tidak menyadari bahwa mereka sudah terinfeksi.
Pada akhirnya, menjaga kesehatan bukan hanya bentuk cinta pada diri sendiri, tetapi juga merupakan tanggung jawab terhadap orang-orang yang kita cintai.
Penulis Fokus id.com
Fokusid.com merupakan sebuah platform media informasi yang hadir untuk memberikan akses berita dan pengetahuan yang akurat, terpercaya, dan berimbang kepada masyarakat. Sebagai alat media informasi, Fokusid.com berkomitmen untuk menyajikan konten yang relevan dan berkualitas,Dengan mengedepankan integritas jurnalistik dan prinsip keberimbangan dalam penyajian informasi.
Saat ini belum ada komentar