Refleksi 65 Tahun PMII: Menapak Era Baru Menuju Indonesia Emas 2045 dan Kemandirian Ekonomi
- account_circle Fokus id.com
- calendar_month Kam, 17 Apr 2025
- visibility 134
- comment 0 komentar

Fokusid.com_Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Harlah ke 65 adalah waktu yang signifikan. Sejak didirikan pada 17 April 1960, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) telah berperan penting dalam perjalanan sosial, politik, dan intelektual bangsa. PMII, sebagai organisasi mahasiswa berbasis Ahlussunnah wal Jama’ah dan berlandaskan nilai-nilai nasional, telah berkontribusi besar dalam menciptakan generasi pemimpin yang tangguh di berbagai sektor kehidupan berbangsa dan bernegara.
Saat ini, di usianya yang ke-65, PMII berada pada saat yang tepat untuk melakukan refleksi dan transformasi. Usia yang dewasa ini menjadi kesempatan yang signifikan untuk berpikir, menilai, dan menentukan arah baru: menuju era PMII yang mendukung visi Indonesia Emas 2045, dengan kemandirian ekonomi sebagai salah satu pilar utamanya. Pertanyaannya adalah, bagaimana PMII menghadapi tantangan zaman dan merencanakan strategi untuk masa depan?
Menilai Peran PMII dalam Sejarah Bangsa
PMII muncul di tengah sejarah yang penuh tantangan. Fluktuasi dalam politik, tekanan ideologi, dan perubahan sosial menjadi ujian bagi keberadaan organisasi ini, yang membentuk karakternya menjadi semakin matang. Sepanjang sejarah, anggota PMII telah berkontribusi dalam berbagai bidang: di kampus, parlemen, dunia akademis, birokrasi, aktivisme sosial, serta spiritual.
Namun, sejarah bukan sekadar kisah masa lalu. Ia adalah dasar untuk membangun masa depan. PMII harus mengambil pelajaran dari sejarah dan menjadikannya sebagai motivasi untuk membawa perubahan. Tantangan yang akan datang jauh lebih rumit, beragam, dan memerlukan pemikiran dan tindakan yang terencana.
Era Baru PMII: Pembaruan Gerakan dan Identitas
Era baru tidak berarti meninggalkan nilai-nilai yang sudah ada, tetapi melakukan penyesuaian dalam gerakan sesuai dengan kebutuhan saat ini. PMII harus mampu memantau perubahan global dan nasional yang cepat. Isu-isu seperti digitalisasi, transformasi lingkungan kerja, tantangan perubahan iklim, ketidaksetaraan ekonomi, dan tantangan identitas agama adalah hal-hal penting yang harus dihadapi.
Di sini, PMII perlu membentuk kembali identitas gerakannya. Pemikiran intelektual perlu diikuti dengan tindakan nyata dan solusi untuk masalah masyarakat. PMII harus menciptakan generasi pemimpin dengan kemampuan berpikir kritis dan analitis, tetapi juga mampu beradaptasi dan bertransformasi.
Era baru juga memerlukan inovasi dalam cara membina anggota. PMII saatnya membangun sistem pengkaderan yang sesuai kebutuhan zaman: keterampilan teknologi, literasi data, kemampuan komunikasi global, serta pola pikir kewirausahaan. Ini semua akan menjadi dasar dalam mencapai impian besar menuju Indonesia Emas 2045.
Menuju Indonesia Emas 2045: Tantangan dan Kontribusi PMII
Visi Indonesia Emas 2045 merupakan harapan besar saat bangsa ini mencapai usia seratus tahun. Visi ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi dan peradaban global. Namun, perjalanan menuju sana tidaklah mudah. Bonus demografi yang sekarang ada bisa menjadi keuntungan atau tantangan, tergantung pada bagaimana kita mempersiapkan generasi muda.
Dengan mayoritas anggotanya adalah mahasiswa, PMII memainkan peran penting dalam mendukung visi ini. Generasi emas akan terwujud hanya jika didukung oleh individu yang berkualitas, kompetitif, dan bermoral baik. Oleh karena itu, PMII harus berfungsi sebagai tempat berkembangnya pemimpin bangsa yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga kuat secara spiritual, tahan banting secara sosial, dan mandiri secara ekonomi.
Tugas PMII bukan hanya untuk mendidik kader agar memahami teori-teori keislaman dan sosial, tetapi juga untuk memberikan keterampilan praktis yang sesuai dengan dunia kerja dan berwirausaha. Dalam kondisi dunia yang selalu berubah, kader PMII perlu menjadi pemecah masalah, bukan hanya sekadar pembicara masalah.
Kemandirian Ekonomi: Pilar Utama Gerakan
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh bangsa ini adalah perbedaan ekonomi dan ketergantungan pada sistem kapitalisme global. Dalam hal ini, kemandirian ekonomi menjadi isu yang penting, bukan hanya untuk negara tapi juga untuk PMII. Sebuah organisasi yang besar dan kuat harus didukung oleh sistem ekonomi yang mandiri.
PMII harus mulai meningkatkan kesadaran ekonomi di kalangan kader. Pendidikan ekonomi kerakyatan, koperasi yang berbasis pada kader, digitalisasi untuk usaha mikro, dan pendampingan ekonomi bagi masyarakat bisa menjadi gerakan yang terencana. Selain itu, PMII perlu menciptakan ekosistem bisnis yang melibatkan kader—sebuah jaringan ekonomi antar alumni dan kader aktif yang saling mendukung.
Kemandirian ekonomi juga berkaitan dengan kemandirian organisasi. PMII harus berani mengurangi ketergantungan pada dana dari luar yang rentan terhadap campur tangan. Ini adalah saat yang tepat bagi PMII untuk menumbuhkan sumber daya ekonomi internal melalui usaha mandiri, investasi, dan penggunaan teknologi digital.
PMII dan Kerjasama Strategis
Di zaman kolaborasi ini, PMII tidak bisa bergerak sendiri. Organisasi harus menjalin kemitraan strategis dengan berbagai pihak seperti pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, dan organisasi internasional. Kerjasama ini harus didasarkan pada nilai dan visi yang sama: menciptakan masyarakat yang adil, makmur, dan beradab.
PMII juga harus merangkul dan memaksimalkan peran alumni. Alumni bukan sekadar bagian dari sejarah, tetapi juga merupakan sumber daya intelektual, jaringan, dan kekuatan ekonomi yang sangat berharga. PMII perlu membangun sistem sinergi yang saling mendukung antara kader dan alumni dalam berbagai bidang: pendidikan, ekonomi, advokasi, dan pembangunan daerah.
PMII Melangkah dengan Cita – Cita Bersama
Perjalanan panjang PMII selama 65 tahun adalah bukti bahwa organisasi ini mampu bertahan dan terus beradaptasi. Namun bertahan saja tidak cukup. PMII harus tumbuh menjadi organisasi pelopor perubahan. Di era baru ini, PMII harus hadir sebagai kekuatan moral, intelektual, dan ekonomi yang memandu bangsa menuju Indonesia Emas 2045.
Refleksi ini bukan sekadar catatan tahunan, tapi panggilan untuk melangkah lebih jauh, dengan cita-cita besar dan cinta yang tulus terhadap tanah air dan umat. Mari kita jadikan usia ke-65 ini sebagai titik tolak lahirnya gerakan PMII yang baru—yang tak hanya bicara perubahan, tetapi menjadi perubahan itu sendiri.
Selamat Harlah PMII ke-65. Jayalah Pergerakan! Menuju Indonesia Emas, wujudkan kemandirian ekonomi, dengan semangat kaderisasi dan cinta tanah air.
Oleh : Ahmad Agil Siroj M.Pd PB PMII Bidang Indparekraf
Penulis Fokus id.com
Fokusid.com merupakan sebuah platform media informasi yang hadir untuk memberikan akses berita dan pengetahuan yang akurat, terpercaya, dan berimbang kepada masyarakat. Sebagai alat media informasi, Fokusid.com berkomitmen untuk menyajikan konten yang relevan dan berkualitas,Dengan mengedepankan integritas jurnalistik dan prinsip keberimbangan dalam penyajian informasi.
Saat ini belum ada komentar